Analisis Pemerataan Akses Fasilitas Kesehatan di Indonesia dengan Isochrone
Isochrone adalah istilah yang digunakan dalam analisis spasial untuk menggambarkan garis atau wilayah yang menghubungkan titik-titik yang dapat dicapai dalam jangka waktu yang sama dari sebuah titik asal tertentu.
Berikut adalah ilustrasi isochrone:
Pemanfaatan Isochrone untuk Analisis Aksesibilitas Fasilitas Kesehatan
Dengan memanfaatkan data isochrone dari seluruh fasilitas kesehatan yang tersedia, kita dapat menganalisa secara visual seberapa mudah penduduk di suatu area untuk mengakses fasilitas kesehatan dalam waktu tertentu.
Manfaat analisis isochrone untuk aksesibilitas fasilitas kesehatan mencakup:
- Identifikasi wilayah dengan akses yang baik:
Isochrone memudahkan kita untuk melihat area mana saja yang memiliki akses cepat ke layanan kesehatan, misalnya dalam keadaan darurat. - Penentuan lokasi fasilitas baru:
Analisis ini bisa digunakan oleh pemerintah atau organisasi kesehatan untuk menentukan lokasi strategis bagi pembangunan rumah sakit baru di area yang belum terjangkau dengan baik oleh fasilitas yang ada. - Perencanaan rute transportasi:
Dengan melihat isochrone, perencana transportasi dapat mengevaluasi apakah jalur transportasi umum saat ini sudah memadai untuk memastikan akses ke fasilitas kesehatan.
Sumber Data dan Teknologi yang Digunakan
- Data fasilitas kesehatan beserta koordinatnya diperoleh dari OpenStreetMap melalui situs Overpass Turbo
- Data isochrone yang digunakan untuk analisis aksesibilitas diperoleh dari OpenRoute Service, yang menyediakan API untuk mendapatkan data isochrone berdasarkan waktu tempuh dengan berbagai moda transportasi, seperti mobil, sepeda, atau berjalan kaki
- Data kepadatan penduduk per 1 km² diperoleh dari WorldPop Hub
Hasil (Dashboard)
Berikut ini adalah dashboard isochrone fasilitas kesehatan berdasarkan provinsi, moda transportasi,
& waktu tempuh, yang juga dilengkapi dengan data kepadatan penduduk:
https://isosehat.netlify.app/
Video Penjelasan & Demo Aplikasi:
Keterbatasan
Meskipun isochrone sangat berguna, ada beberapa keterbatasan yang harus diperhatikan saat menggunakan metode ini untuk analisis aksesibilitas:
- Asumsi Simetris Waktu Tempuh:
Salah satu asumsi yang sering digunakan dalam analisis isochrone adalah bahwa waktu tempuh dari titik A ke B sama dengan waktu tempuh dari titik B ke A. Asumsi ini tidak selalu akurat dalam situasi nyata, terutama ketika ada faktor-faktor seperti jalan satu arah, perbedaan lalu lintas di jam sibuk, atau kondisi jalan yang tidak merata. Dengan asumsi ini, analisis menjadi lebih sederhana, tetapi bisa mengabaikan variasi signifikan dalam kenyataan. - Kualitas Data:
Ketepatan hasil analisis isochrone sangat bergantung pada kualitas dan keakuratan data yang digunakan, seperti kondisi jalan, kecepatan rata-rata perjalanan, dan jadwal transportasi umum. Jika data tidak mutakhir atau tidak sesuai dengan kondisi lapangan, hasil analisis dapat memberikan gambaran yang kurang akurat tentang aksesibilitas. - Tidak Memperhitungkan Faktor Sosial dan Ekonomi:
Analisis isochrone hanya mempertimbangkan jarak dan waktu tempuh, dan tidak mempertimbangkan faktor sosial ekonomi lain yang mungkin mempengaruhi aksesibilitas, seperti biaya transportasi, kemampuan individu untuk menggunakan moda transportasi tertentu, atau hambatan fisik lainnya seperti medan yang sulit.